Breaking

Kamis, 14 Mei 2015

Badut Badut Kaca

Terlahir dalam keluarga yang sederhana tak membuat diri ini menjadi patah arang. Diri ini memang berbeda dari mereka yang memiliki keinginan untuk menjadi "badut badut kaca". Apa yang telah menjadi pengharapan mereka entah itu proses pemikiran yang instan atau sudah menjadi pengharapan mereka, para pembaca tolong di klarifikasi apa yang menjadi pola pikir sang penulis, terkadang aku berfikir akan sumber daya manusia yang ada saat ini tapi tidak memiliki wadah,akan kemana arah jejak anak negeri apakah ia akan tetap untuk menjadi badut badut kaca yang selama ini digandrungi oleh setiap kalangan yang mengantarkan tidurmu kepada hal yang semu, apakah benar adanya seperti yang tergamabar dalam piramida kehidupan, bahwa sosok kita tergambar sebagai domba domba yang digembala oleh segelintir pengatur yang telah merasuki pikiran kita dari setiap inci pola pikir kita baik itu media, pendidikan, pola hidup bahkan "agama" yang kita yakini sebagai penuntun langkah kita. 

Coba sejenak berfikir akankah kita sebagai manusia yang memiliki ide kreatif, imajinatif yang bertujuan untuk kemaslahatan umat hanya dikontrol oleh segelintir mereka mereka yang hanya mampu bercumbu dengan "diri" mereka sendiri, sembari membisikan kata, janji, serta pola pikir, yang mampu merubah pola tingkah laku yang bertujuan untuk kepentingan tatanan hidup diri mereka. akankah kita dipekerjakan seperti domba yang dikembang biakkah dalam peternakan, memberi kita makan dan perlahan pasti ia akan mengebiri kita. Dan inilah kenyataan sekali lagi tolong untuk luangkan waktu berfikir dan aku yakin kalian adalah orang yang mampu tuk mengaplikasikan ide itu, aku yakin kalian bisa membuat tatanan tatanan yang mampu tuk membawa dunia ini menjadi dunia yang penuh cinta kasih tanpa ada kelas yang menguntungkan sebagian pihak.
  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar